Ketika keuangan kita sedang membaik, semua orang pasti
akan menginginkan keuangannya tetap stabil bahkan lebih meningkat dari
sebelumnya. Tetapi karena kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak kita sadari, jangankan keuangan
kita meningkat, stabil juga tidak malah keuangan kita jatuh terpuruk ke jurang
kebangkrutan dan kemiskinan, yang tinggal hanya utang kesana kesini.
Inilah
beberapa kebiasaan buruk yang dapat menghancurkan keuangan kita, yaitu :
1.
Berjudi
Orang berjudi menginginkan uangnya bertambah
berlipat ganda, tetapi kenyataannya berjudi lebih banyak kalahnya daripada daripada
menangnya.
Tidak ada orang kaya dari hasil berjudi
kecuali mungkin anda jadi bandarnya, tetapi tetap saja anda akan berurusan
dengan polisi, bila ketahuan anda ditangkap dan uang anda akan disita semua,
akhirnya anda bangkrut juga.
2.
Berspekulasi
Orang berspekulasi hampir sama dengan
berjudi, mengharapkan uang bertambah
dengan waktu relatip singkat. Orang berspekulasi biasanya tidak memperhitungkan
kerugianya kelak, yang dipikirkan hanya keuntungannya yang akan didapat kelak.
Misalnya ikut investasi di suatu lembaga keuangan karena tergiur keuntungan
yang ditawarkan yang tak mungkin didapat di lembaga keuangan yang resmi,
padahal lembaga keuangan itu fiktip belaka, setelah berhasil mengumpulkan
uangnya pimpinannya kabur entah ke mana.
3.
Bersikap Konsumtif
Biasanya orang yang konsumtif bukan membeli
barang yang dibutuhkan, tetapi membeli barang karena barang yang lama telah
ketinggalan. Biasanya orang konsumtif akan selalu memantau perkembangan barang
teknologi atau pakaian yang sedang trend. Misalnya mengganti HP lama dengan HP
baru karena HP baru lebih canggih, baik itu megapiksel pada kameranya maupun
sistem operasinya dan pitur lainnya yang lebih canggih. Orang konsumtif akan membeli
HP 3 – 4 kali dalam setahun. Kalau keuangannya berlebihan mungkin tak
berpengaruh, tetapi kalau keuangannya pas-pasan akan sangat mempengaruhi
keuangan anda.
4.
Terlalu Sering Makan
di Luar
Yang dimaksud makan di luar di sini, bukan
bawa makanan lalu dimakan di luar rumah, tetapi makan di restoran atau ke cafe.
Kalau hanya seminggu sekali mungkin tak akan menggangu keuangan anda. Apalagi
kalau kita sering makan di resetoran mewah atau restoran hotel berbintang,
berapa banyak uang yang kita keluarkan untuk sekali makan bersama keluarga di
restoran mewah. Bukankah bila memasak sendiri akan lebih hemat dibanding makan
restoran. Satu cangkir kopi saja harganya sekitar Rp 15.000,00 sampai Rp 25.000,00
apalagi kalau ingin mencicipi kopi luak satu gelas harganya Rp 150.000,00
sampai Rp 200.000,00. Belum lagi harga masakan-masakan lainnya.
5.
Terlalu Sering
Berdarmawisata
Berdarmawisata memang perlu untuk refresing
atau penyegaran, Kalau kita berdarmawisata hanya 1- 2 kali dalam setahun itu
wajar dan realistis asalkan kita anggarkan keuangan untuk darmawisata agar
tidak menggangu anggaran keuangan yang lain. Tetapi kita berdarmawiata sebulan
sekali atau seminggu sekali itu yang merusak keuangan kita, apalagi anggaran
untuk piknik tidak dianggarkan. Bukankah darmawisata itu memerlukan ongkos,
biaya makan dan minum, belum lagi oleh-oleh. Lebih parah bila kita
berdarmawisata ke tempat yang sangat jauh misalnya ke luar negeri ingin sekedar
shoping, seperti ke Singapura, Jepang, Australia, Perancis, dsb.
6.
Mempunyai Hobi yang
Mahal
Biasanya orang mempunyai hobi sesuatu tidak
memperdulikan barang koleksinya mahal atau murah, yang penting hatinya
terpuaskan dengan melakukan hobi tersebut. Tetapi kalau hobi kita menguras
kantong sedangkan penghasilan kita pas-pasan ini akan menimbulkan masalah pada
keuangan kita. Lebih baik mempunyai hobi yang dapat menguntungkan kita,
misalnya merangkai bunga, melukis, membuat kue, menulis, dan sebagainya yang
hasilnya bisa dijual atau paling tidak menguras isi dompet kita.
7.
Meminjamkan Uang ke Saudara
atau Teman
Bukannya kita tidak percaya kepada saudara
atau teman tidak akan mengembalikan uang yang kita pinjamkan. Tetapi biasanya
kita tidak enak dan tega menagih utang kepada saudara atau teman bila utangnya
tidak dibayar sesuai yang dijanjikannya.Boleh saja bila kita mampu
meminjamkannya dan mempengaruhi keuangan kita,
namun bila gaji/penghasilan kita pas-pasan kita memaksakan diri
meminjamkannya karena merasa tidak enak oleh keluarga/teman, ini yang akan jadi
masalah.
Apalagi bila kita meminjamkannya dalam jumlah
besar padahal uang itu seharusnya dipakai untuk membiayai sekolah anak kita,
akhirnya anak kita sekolahnya terlunta-lunta karena karena kurang biaya.
8. Membantu Saudara/Teman Tanpa Sepengatahuan Pasangan Kita.
Boleh-boleh saja kita membantu saudara/teman
tetapi kalau kita sudah berkeluarga harus minta persetujuan istri atau suami.
Bila kita membantu saudara/teman tanpa sepengetahuan pasangan kita akan
menimbulkan masalah dikemudian hari, apalagi kalau membantunya dalam jumlah
yang besar atau sering. Bila suatu saat ketahuan akan menimbulkan pertengkaran
yang berujung pada perceraian.
9.
Hobi Joged di Pangung
Orang yang berjoged di panggung ketika
pementasan organ tunggal atau orkes dangdut
biasanya tidak gratis. Biasanya orang yang berjoged harus mengeluarkan uang
untuk membayar penyanyi yang lebih dikenal dengan saweran. Satu kali saweran
biasnya menghabiskan sampai Rp 500.000,00 bahkan lebih, apalagi yang jogednya
merasa tersingi oleh yang lain dan ingin dijuluki raja sawer. Kalau kita hanya
berjoged di acara keluarga itu wajar-wajar saja, tetapi kalau kita berjoged di
panggung setiap ada acara organ tunggal atau orkes dangdut ini yang merusak
keuangan kita. Apalah arti nama kita sering disebut oleh penyanyi atau bahkan
bergelar Raja Sawer kalau keuangan kita menjadi terpuruk karena sering saweran
ke sinden atau penyanyi.
10.
Terlalu Royal Kepada Teman/Saudara
Boleh-boleh saja kita sesekali royal kepada
teman/saudara dengan cara mentraktirnya. Tetapi kalau keseringan mentraktir
teman/keluarga karena ingin disebut orang yang suka memberi, hal ini akan
merusak keuangan kita. Kalau kita
berumahtangga yang diutamakan adalah anak istri kita, bukan saudara apalagi
hanya teman. Orang lain enak-enak menikmati hasil jerih payah kita, maka
tidaklah etis bila anak istri kita terlantar. Orang lain yang kita traktir juga
akan mendekati kita kalau kita punya uang saja. Bila kita tidak punya uang
mereka akan meninggalkan kita. Ini adalah pertemanan yang sama sekali tidak
sehat dan tidak wajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar