Jumat, 09 Maret 2012

10 Hal Yang Dapat Menghancurkan Keuangan Kita


Ketika keuangan kita sedang membaik, semua orang pasti akan menginginkan keuangannya tetap stabil bahkan lebih meningkat dari sebelumnya. Tetapi karena kebiasaan-kebiasaan buruk  yang tidak kita sadari, jangankan keuangan kita meningkat, stabil juga tidak malah keuangan kita jatuh terpuruk ke jurang kebangkrutan dan kemiskinan, yang tinggal hanya utang kesana kesini.
Inilah beberapa kebiasaan buruk yang dapat menghancurkan keuangan kita, yaitu :

1.    Berjudi
Orang berjudi menginginkan uangnya bertambah berlipat ganda, tetapi kenyataannya berjudi lebih banyak kalahnya daripada daripada menangnya.
Tidak ada orang kaya dari hasil berjudi kecuali mungkin anda jadi bandarnya, tetapi tetap saja anda akan berurusan dengan polisi, bila ketahuan anda ditangkap dan uang anda akan disita semua, akhirnya anda bangkrut juga.

2.    Berspekulasi
Orang berspekulasi hampir sama dengan berjudi, mengharapkan uang  bertambah dengan waktu relatip singkat. Orang berspekulasi biasanya tidak memperhitungkan kerugianya kelak, yang dipikirkan hanya keuntungannya yang akan didapat kelak. Misalnya ikut investasi di suatu lembaga keuangan karena tergiur keuntungan yang ditawarkan yang tak mungkin didapat di lembaga keuangan yang resmi, padahal lembaga keuangan itu fiktip belaka, setelah berhasil mengumpulkan uangnya pimpinannya kabur entah ke mana.

3.    Bersikap Konsumtif
Biasanya orang yang konsumtif bukan membeli barang yang dibutuhkan, tetapi membeli barang karena barang yang lama telah ketinggalan. Biasanya orang konsumtif akan selalu memantau perkembangan barang teknologi atau pakaian yang sedang trend. Misalnya mengganti HP lama dengan HP baru karena HP baru lebih canggih, baik itu megapiksel pada kameranya maupun sistem operasinya dan pitur lainnya yang lebih canggih. Orang konsumtif akan membeli HP 3 – 4 kali dalam setahun. Kalau keuangannya berlebihan mungkin tak berpengaruh, tetapi kalau keuangannya pas-pasan akan sangat mempengaruhi keuangan anda.

4.    Terlalu Sering Makan di Luar
Yang dimaksud makan di luar di sini, bukan bawa makanan lalu dimakan di luar rumah, tetapi makan di restoran atau ke cafe. Kalau hanya seminggu sekali mungkin tak akan menggangu keuangan anda. Apalagi kalau kita sering makan di resetoran mewah atau restoran hotel berbintang, berapa banyak uang yang kita keluarkan untuk sekali makan bersama keluarga di restoran mewah. Bukankah bila memasak sendiri akan lebih hemat dibanding makan restoran. Satu cangkir kopi saja harganya sekitar Rp 15.000,00 sampai Rp 25.000,00 apalagi kalau ingin mencicipi kopi luak satu gelas harganya Rp 150.000,00 sampai Rp 200.000,00. Belum lagi harga masakan-masakan lainnya.


5.    Terlalu Sering Berdarmawisata
Berdarmawisata memang perlu untuk refresing atau penyegaran, Kalau kita berdarmawisata hanya 1- 2 kali dalam setahun itu wajar dan realistis asalkan kita anggarkan keuangan untuk darmawisata agar tidak menggangu anggaran keuangan yang lain. Tetapi kita berdarmawiata sebulan sekali atau seminggu sekali itu yang merusak keuangan kita, apalagi anggaran untuk piknik tidak dianggarkan. Bukankah darmawisata itu memerlukan ongkos, biaya makan dan minum, belum lagi oleh-oleh. Lebih parah bila kita berdarmawisata ke tempat yang sangat jauh misalnya ke luar negeri ingin sekedar shoping, seperti ke Singapura, Jepang, Australia, Perancis, dsb.

6.    Mempunyai Hobi yang Mahal
Biasanya orang mempunyai hobi sesuatu tidak memperdulikan barang koleksinya mahal atau murah, yang penting hatinya terpuaskan dengan melakukan hobi tersebut. Tetapi kalau hobi kita menguras kantong sedangkan penghasilan kita pas-pasan ini akan menimbulkan masalah pada keuangan kita. Lebih baik mempunyai hobi yang dapat menguntungkan kita, misalnya merangkai bunga, melukis, membuat kue, menulis, dan sebagainya yang hasilnya bisa dijual atau paling tidak menguras isi dompet kita.

7.    Meminjamkan Uang ke Saudara atau Teman
Bukannya kita tidak percaya kepada saudara atau teman tidak akan mengembalikan uang yang kita pinjamkan. Tetapi biasanya kita tidak enak dan tega menagih utang kepada saudara atau teman bila utangnya tidak dibayar sesuai yang dijanjikannya.Boleh saja bila kita mampu meminjamkannya dan mempengaruhi keuangan kita,  namun bila gaji/penghasilan kita pas-pasan kita memaksakan diri meminjamkannya karena merasa tidak enak oleh keluarga/teman, ini yang akan jadi masalah.
Apalagi bila kita meminjamkannya dalam jumlah besar padahal uang itu seharusnya dipakai untuk membiayai sekolah anak kita, akhirnya anak kita sekolahnya terlunta-lunta karena karena kurang biaya.

8.    Membantu Saudara/Teman Tanpa Sepengatahuan Pasangan Kita.
Boleh-boleh saja kita membantu saudara/teman tetapi kalau kita sudah berkeluarga harus minta persetujuan istri atau suami. Bila kita membantu saudara/teman tanpa sepengetahuan pasangan kita akan menimbulkan masalah dikemudian hari, apalagi kalau membantunya dalam jumlah yang besar atau sering. Bila suatu saat ketahuan akan menimbulkan pertengkaran yang berujung pada perceraian.

9.    Hobi Joged di Pangung
     Orang yang berjoged di panggung ketika pementasan organ tunggal atau orkes      dangdut biasanya tidak gratis. Biasanya orang yang berjoged harus mengeluarkan uang untuk membayar penyanyi yang lebih dikenal dengan saweran. Satu kali saweran biasnya menghabiskan sampai Rp 500.000,00 bahkan lebih, apalagi yang jogednya merasa tersingi oleh yang lain dan ingin dijuluki raja sawer. Kalau kita hanya berjoged di acara keluarga itu wajar-wajar saja, tetapi kalau kita berjoged di panggung setiap ada acara organ tunggal atau orkes dangdut ini yang merusak keuangan kita. Apalah arti nama kita sering disebut oleh penyanyi atau bahkan bergelar Raja Sawer kalau keuangan kita menjadi terpuruk karena sering saweran ke sinden atau penyanyi.

10.  Terlalu Royal Kepada Teman/Saudara
Boleh-boleh saja kita sesekali royal kepada teman/saudara dengan cara mentraktirnya. Tetapi kalau keseringan mentraktir teman/keluarga karena ingin disebut orang yang suka memberi, hal ini akan merusak keuangan kita. Kalau  kita berumahtangga yang diutamakan adalah anak istri kita, bukan saudara apalagi hanya teman. Orang lain enak-enak menikmati hasil jerih payah kita, maka tidaklah etis bila anak istri kita terlantar. Orang lain yang kita traktir juga akan mendekati kita kalau kita punya uang saja. Bila kita tidak punya uang mereka akan meninggalkan kita. Ini adalah pertemanan yang sama sekali tidak sehat dan tidak wajar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar